watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cinta berbalut birahi

Devi dan Sony adalah dua remaja yang sedang
dimabuk cinta, keduanya mengagungkan
kesetiaan dan ketulusan dalam mengarungi
perasaan kasih sayang yang selama ini
menghinggapi kedua sejoli itu. Hubungan
mereka telah terjalin selama 3 bulan dan dipenuhi
dengan kisah-kisah romantis yang indah. Janji
untuk saling setia dan mengasihi selamanya
sampai ajal menjemputpun diucapkan. "Dev!,
Aku punya kaset CD menarik yang bercerita
tentang gejolak cinta anak muda Amerika!", Kata
Sony kepada Devi saat istirahat di sekolah.
"Wah menarik sekali! Ingin rasanya aku
menonton", respon Devi penuh antusias.
"Kalau begitu habis sekolah kita nonton bareng di
rumahku, kebetulan rumah sedang kosong,
Mama dan Papa sedang ke Medan, kakakku ke
Surabaya ngurus skripsinya, pembantu pulang
kampung jadi aku sendirian nich!", tawar Sony
pada gadis cantik di depannya.
"Cihui!, Kita bisa bebas dong, nggak ada mata
sinis atau muka cemberut dari ortumu!", teriak
Devi kegirangan.
"Jangan gitu dong!, jelek-jelek mereka orang
yang memeliharaku lho".
"Maaf deh!, maaf aku hanya bercanda".
"Teet!".., "Teet!" "Waduh bel masuk sudah
berbunyi tuh! Yuk, kita masuk ke kelas! Oh ya,
kutunggu kau di depan gerbang sekolah".
"Cup!", Sony mencium kening Devi dengan
mesra.
"Saya mencintaimu Dev!".
"Saya juga mnecintaimu Son!".
Keduanyapun segera menghambur menuju
kelas masing-masing.
"Ayo Dev masuk, nggak usah sungkan nggak
ada orang kok, anggap aja rumah sendiri", ajak
remaja tanggung yang memiliki wajah mirip
Keanu Reves kepada Devi, gadis bertubuh
montok berwajah cantik yang berhasil digaetnya
tiga bulan lalu dengan perjuangan yang gigih.
"Aku ambil minum dulu, kamu langsung aja
puter filmnya, ini CD-nya".
Tanpa diperintah lagi Devi langsung meraih kaset
CD dari tangan Sony dan langsung
memasukkannya dalam VCD Player yang ada di
ruang keluarga.
"Gimana Dev filmnya, bagus nggak?", tanya
Sony saat keluar dari dapur dengan membawa
sebotol air putih beserta 2 gelas.
"Belum tahu dong, baru saja mulai".
"Wah!, bintangnya ganteng dan cantik lho Son,
seperti kita berdua".
"Bisa saja kamu".
Merekapun tampak asyik masyuk menikmati film
di layar gelas 29 inci. Keduannya sangat mesra,
mereka duduk dengan perpelukan, sesekali Sony
mencium pipi Devi yang merah dan mulus,
Devipun tak mau kalah, dia balas mencium.
Siang itu agaknya dunia berpihak pada mereka.
Suasana rumah yang sepi membuat mereka
berdua leluasa menumpahkan kasih sayang
selama ini terkekang oleh aturan orang tua.
Namun canda dan tawa mereka tiba-tiba terhenti
berganti dengan desahan-desahan halus dari
speaker sub woofer TV, tubuh kedua remaja itu
menegang, wajah mereka memerah seperti
kepiting rebus, nafas mereka terdengar
memburu. Tatapan mata mereka tertuju pada
adegan film yang membuat jantung berdegup
kencang.
Devi dan Sony tampak menghayati permainan
dua insan berlainan jenis tanpa sehelai benang
pun saling berpagutan, mengulum, berciuman,
menjilati kemaluan, erangan halus dan desahan
nafas bintang remaja amerika itu mematri amat
kuat dalam ingatan mereka berdua. Nafsu birahi
dua sejoli yang sedang dilanda kasmaran
merambat naik membuat keduanya menggigil
menahan gejolak yang sangat kuat.
"Dev, aku mencintaimu, aku men.., men..,
menyayangimu", kata Sony dengan suara
bergetar sembari mencium tangan Devi.
"Aku jug.., juga cinta kamu Son", kata Devi
terbata-bata Keduanya saling berpandangan,
nafsu birahi mereka mencuat dirangsang oleh
tontonan yang aduhai dan memabukkan.
"Devi.., aku ingin kita bersatu jiwa dan raga".
"Maksudmu?".
"Aku ingin kita melakukan seperti difilm itu".
"Maksudmu hubungan seks!" kata Devi terkejut,
Sony hanya menganggukkan kepala.
"Tidak Son, Kita belum meni.."
Belum selesai perkataannya, tubuh Devi
menggigil hebat saat sangat Sony merayapi
buah dadanya yang telah mengeras melalui sela-
sela kancing baju.
"Kau cantik Dev, aku ingin mencurahkan kasih
sayangku padamu", bisik Sony sambil lidahnya
menjilati daun telinga Devi.
"Son!, jang.., an Son jang..".
"Tidak Dev, kau adalah milikku, kita akan
bersama selamanya dan tidak akan pernah
berpisah".
Devi tak kuasa menolak ajakan bejat dari Sony
untuk melakukan hubungan badan, nafsu
birahinya telah menguasai akal sehatnya. Sony
mulai melakukan serangan kepada Devi,
memory gerakan yang ada difilm segera saja
dipraktekkan. Sony memagut bibir Devi dan
Devipun membalas dengan hangat, keduanya
saling mengulum dan berpelukan mesra. Walau
masih pelajar SMU tangan sony telah terampil
untuk membuat rangsangan dahsyat ke tubuh
Devi yang sintal dan mulus itu. Satu persatu
kancing baju seragam Devi dilepasnya dan kini
tampak kutang berwarna putih menyembuh
keluar. Melihat kutang Devi, Sony tak tahan lagi,
dia langsung melepas kutang itu dan
membenamkan wajahnya di buah dada yang
ranum milik Devi. Disedot-sedotnya puting susu
Devi yang kenyal.
"Ahh.., uuh.., ahh.., uuh", Devi tampak
mengerang keenakan ketika tangan kiri Sony
mulai meremas-remas buah dada Devi dan
mulutnya menyedot puting susu Devi. Perlakuan
itu membuat nafas gadis cantik yang masih
perawan itu memburu dan tubuhnya
menggelinjang tak karuan.
"Son.., uhh.., ugh.., ahh!", mulut Devi
menganga saat mengerang menahan hentakan
nafsu dan aliran hawa aneh yang belum pernah
dia rasakan selama ini.
Mendengar erangan Devi yang erotis membuat
penis Sony mengeras dan menegang. Penis
yang selama ini hanya dipuaskan dengan
tangan, agaknya akan menemukan lubang
fantasi yang sebenarnya telah diinginkannya
sejak lama. Nafasnya memburu peluh mulai
bercucuran seiring dengan naiknya panas tubuh
mereka. Sony mulai menyusuri tubuh Devi yang
montok, dia mengendus-endus dan mencium
serta menjilati perut Devi, membuat gadis
berumur 17 tahun itu kegelian dibuatnya. Rok
abu-abu yang masih melekat segera dilepas
Sony dengan setengah paksa.
"Dev, kau cantik sayang, tubuhmu indah, hmm,
nikmat!", rayuan gombal Sony membuat
perasaan Devi melambung menembus awang-
awang.
"Son.., lakukanlah!, lakukanlah!".
"Sabar Dev, kita akan bersama-sama menjumpai
kenikmatan yang maha dahsyat yang belum
pernah kita rasakan.
"Agghh.., ughh.., uuh.., ahh", tubuh Devi
menggelinjang, nafasnya memburu dan dari
mulutnya keluar erangan kenikmatan saat tangan
nakal Sony meremas vagina Devi yang masih
tertutup celana dalam berwarna hitam.
Lelaki berumur 19 tahun itu menindih tubuh
kekasihnya, ditatapnya wajah cantik dengan bibir
merah merekah dengan mesra.
"Buka matamu Dev, rasakan aliran nikmat yang
terus menerjang dan mendesak-desak tubuh
kita", pinta Sony saat melihat mata Devi terpejam
karena tak kuasa menahan kenikmatan yang
asing dan baru pertama kali ini dia rasakan.
"Bagaimana sayang, kau bahagia?", tanya lelaki
itu sembari tersenyum romantis.
"Kau nakal Son?, Kau membuatku lupa diri".
"Aku ingin membahagiakanmu Dev".
"Uuuh.., aah.., uhh", Devi kembali mengerang
saat lehernya digigit lembut oleh Sony.
"Dev, bantu aku membuka bajuku".
Gadis yang telah memuncak birahinya itupun
langsung membuka kancing baju pacar yang
menindih tubuhnya.
"Jangan gitu dong Son, bajumu nggak bisa
kulepas, jangan menciumi aku dulu".
"Oh Sorry, habis kamu cantik sih", keduanya
langsung tertawa cekikikan.
"Oke, aku buka sendiri deh", setelah berkata
begitu Sony langsung melepas baju dan celana
panjang sehingga kini dia hanya memakai celana
dalam saja dan tampak kepala penisnya
menyembul keluar seakan mau berkata kalau dia
sudah siap untuk bertugas.
Tanpa kompromi lagi, dia langsung menghujani
ciuman ke leher, bibir dan buah dada Devi
dengan penuh nafsu, digelutnya tubuh gadis
yang membuatnya mabuk kepayang itu dengan
aroma birahi. Keduanya bergulingan di lantai,
mereka sudah tidak mempedulikan sekelilingnya,
film dari VCD yang masih berlangsung sudah
tidak menarik lagi bagi mereka, benda-benda di
sekitar ruang keluarga menjadi saksi bisu
bagaimana Sony dan Devi memburu
kenikmatan yang hanya diperbolehkan bagi
mereka yang telah resmi menjadi suami isteri.
"Dev, Hmm".
"Sony.., kau hebat aku bangga padamu".
"Auuhh.., aghh.., uhh"
Kembali Sony menyusuri lembah-lembah
misteri di tubuh devi, dan sampailah kini dia di
lembah yang paling rahasia bagi kewanitaan
Devi, Vagina, kulit paha yang putih mulus
membuat penis Sony mengangguk-angguk
dengan hebat, CD-nya sudah tidak sanggup
menahan desakan penis yang telah membesar
itu. Celana dalam Devi yang masih
membungkus vagina segera dilepas Sony dan
tampaklah vagina Devi yang memancarkan
cahaya birahi amat kuat, membuat Sony
kelabakan. Nafsu Sony bertambah beringas
melihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus,
ditekuknya lutut Devi dan dibukanya paha Devi.
Sony melihat daging merah ranum yang
membuatnya menelan ludah. Tanpa ba.., bi.., Bu
lagi dibenamkannya kepala Sony diantara kedua
paha Devi. Dijilatinya selakangan Devi, kemudian
disedotnya bibir vagina yang ditumbuhi bulu-
bulu halus itu, klitoris Devi menegang jadinya,
Sony pun tanggap bahwa Devi telah meningkat
birahinya dan diapun langsung menggetarkan
klitoris itu dengan telunjuk kanannya, membuat
vagina devi semakin membesar dan
mengencang.
Tak lama cairan bening vagina tanpa permisi
mengucur deras membasahi bulu-bulu lembut
yang ada di sekeliling bibir vagina, bahkan
sebagian tumpah membasahi lantai keramik
ruang keluarga tempat kedua remaja itu
memadu cinta. Sony pun segera menghisap
cairan itu dan menyedotnya sampai licin tandas.
"Uuuenak tenan Dev, manis, asin dan gurih",
kata Sony, mendegar perkataan kekasihnya Devi
tersenyum bangga. Sony kembali menggetarkan
klitoris Devi, diapun mengkombinasikan dengan
sedotan pada puting susu Devi yang mengeras.
"Uuuh.., ughh.., aahh", tubuh Devi menegang
dan menggelinjang dengan dahsyat, kedua
tangannya menjambak rambut Sony yang
sedang asyik mengulum susu putihnya.
"Son, masukkan penismu Son dalam vaginaku..,
cepat Son.., cepat.., aku akan.., aah.., aahh..,
uhh.., auughh.., auu", erangan Devi kali ini lebih
keras dari sebelumnya, tubuhnya berguncang
hebat, lenguhan panjang keluar dari mulutnya.
Dia orgasme! .
Setelah Devi tenang, kembali Sony menindih
tubuh Devi yang telah bugil.
"Sabar Dev, ini baru permulaan, kita akan
merasakan kenikmatan yang lebih nikmat lagi".
Diciumnya gadis yang dicintainya itu dengan
kasih sayang, Devi kelihatan tampak puas setelah
dia menggapai bintang-bintang lazuardi di langit
kenikmatan.
"Ok Dev, sekarang gantian kau yang
merangsangku", Sony meraih tangan devi,
diapun duduk di Sofa.
"Dev, Kamu pintar berkaroake kan?, Nah
sekarang penisku kamu buat karaoke Dev,
jilatilah dan kulumlah", pinta Sony pada Devi
yang masih terlihat merem melek. Sony
langsung melepaskan celana dalamnya sendiri
dan tampaklah penis yang besar dan panjang
bagaikan pisang raja sehingga membuat Devi
sedikit ragu untuk mendekat.
"Jangan takut Dev, tidak apa-apa, Ini milikmu,
kau berhak memiliki dan menikmati penisku
Dev", kata Sony sambil menarik kedua tangan
Devi dan dilekatkan pada penis yang kekar itu
Devi pun mulai terbiasa dan dia langsung
menjilati kepala penis dengan antusias dan
penuh birahi, membuat Sony merem melek
keenakan.
"Terus Dev.., teruus.., oohh.., uuhh nikmat".
Dikulumnya Kepala penis itu dan disedotnya
dengan mulut Devi yang membuat tenaga Sony
seakan-akan luluh lantak, diapun mengerang dan
menggelinjang menahan birahi yang sangat
dahsyat. Devi yang sudah mulai mengikuti irama
seks Sony melancarkan serangan, dia menjilati
scrotum Sony, rambut kemaluan yang lebat tak
luput dari tangan terampil Devi membuat Sony
kelabakan dan ngos-ngosan.
Setelah beberapa lama Devi mengaduk-aduk dan
membelai dengan sentuhan nafsu yang ganas
penis Sony, tubuh Sony pun bergetar hebat, dia
merasakan aliran aneh menyusup di sekujur
tubuhnya mulai dari ubun-ubun sampai ujung
kaki, tubuh Sony berguncang dengan keras
membuat sofa tempat dia duduk mengeluarkan
bunyi nyaring.
"Dev.., ooghh.., ughh.., Dev.., kau.., kau".
"Croot.., croot.., crot", sperma Sony
menyembur ke dalam mulut Devi membuat
gadis bertubuh putih mulus itu tersedak.
"Wah sperma mu banyak banget Son,
membuat aku tersedak nih, tapi rasanya Oke
punya lho, hmm aumm", kata Devi sambil
menjilati sisa sperma yang masing ada dikepala
penis, disedotnya batang penis Sony hingga
cairan spermanya keluar semua dan Devi pun
segera menelannya.
"Kau hebat Dev, kau cantik", rayu Sony di atas
sofa dengan lirih sembari tangannya membelai
lembut rambut gadis yang telah membuatnya
orgasme.
"Kau masih kuat Dev?".
"Tentu Son, kau belum memberiku kenikmatan
sejati, penismu belum melaksanakan tugasnya".
"Ohh Devi, kau benar-benar pengertian sayang".
Sony pun kembali memeluk Devi dan menjilati
telinga kanannya hingga membuat Devi
menggigit puncak Sony karena kegelian.
"Aduh.., aduh sakit nih".
"Habis.., kau nakal".
Sembari duduk kedua remaja yang telah terbuai
nikmatnya seks itu melakukan percumbuan
tingkat tinggi, naluri seksnya sangat kuat,
khayalan seks yang selama ini hanya di angan-
angan saja mulai dipraktekkan, membuat
permainan seks mereka sangat profesional,
gerakan erotis, cara merangsang pasangan,
erangan-erangan yang memabukkan mereka
mainkan. Teknik-teknik yang didapat dari nonton
blue film, foto erotis di internet, juga buku-buku
porno, seks education membuat mereka mahir
walau pertama kali mereka melakukan aktivitas
seks sebenarnya.
Kembali Sony berpagutan dengan Devi,
dilumatnya bibir merah merekah milik Devi,
lidahnya mulai menggelitik rongga mulut Devi,
menggigit dengan lembut lidah Devi membuat
gadis seksi itu semakin terbakar birahinya.
Tangan nakal Sony meremas dengan kuat buah
dada yang mengeras dan menantang milik Devi,
kali ini si empunya sedikit meringis kesakitan
namun rasa nikmat mengalahkan rasa sakit itu,
leher Devi pun tak luput mendapat gigitan
lembut Sony, Devi pun menggelinjang
keenakan. Gadis yang sintal itupun tidak mau
hanya pasif, dia menanggapi permainan Sony,
tangan kanan Devi mengocok penis Sony,
membuat batang penis Sony menjadi sangat
keras seperti batangan logam sedang tangan
kirinya menjambak rambut Sony sehingga
membuat lelaki yang memiliki dada bidang itu
kelojotan dibuatnya.
"Dev kau siap Dev, penisku akan kumasukkan
dalam vagina sucimu", bisik Sony di telinga Devi.
"Masukkan saja Son, aku telah siap", jawab Devi
dengan terpejam, dia sudah terbang ke surga
dunia.
"Kau tak menyesal Dev kehilangan
keperawananmu?", tanya Sony ragu.
"Tidak Son, semua telah telanjur, aku sudah
merasakan betapa nikmatnys seks yang
membuat diriku seperti terbang di awang-
awang".
"Devi kau sungguh nekat".
"Demi kau Son, Demi kita, Demi cinta kita!",
jawab Devi.
"Aku mencintaimu Dev, kita kan bersama
selamanya".
"Ahh uggh.., uuhh.., agh.., uhh.., aahh", Devi
mengerang dan tubuhnya berguncang saat
Sony mempermainkan klitorisnya dengan jari
telunjuk, digetarkannya klitoris Devi lebih keras
lagi. Sony ingin agar vagina gadis yang telah
menyerahkan jiwa dan raganya itu menjadi lebih
basah sehingga dengan mudah penis yang
berukuran "bangkok" miliknya bisa menembus
benteng kesucian devi.
Usaha remaja itu agaknya menemukan hasil,
cairan vagina Devi tumpah meluber membasahi
lantai dan jari telunjuknya, kemudian dia
meremas vagina itu dengan sedikit keras
sehingga membuat Devi mengeluarkan
lenguhan kenikmatan. Ditekuknya kaki Devi dan
dibukanya paha mulusnya sehingga tampak
vagina yang menganga, lubang vagina Devi
bertambah besar seakan memanggil-manggil
untuk segera dimasuki. Sony yang melihat hal
itu semakin bernafsu untuk segera menuntaskan
permainan, dipegangnya penis yang menjadi
kebanggaannya selama ini dan dilekatkannya di
mulut vagina Devi, Sony menarik nafas dan
matanya terpejam, diapun mulai
mempersiapkan diri untuk menjebol
keperawanan Devi dan mengakhiri masa
perjakanya, dia tidak peduli apa kata orang nanti,
yang dia rasakan kini adalah kenikmatan dan
kenikmatan yang amat sangat yang tidak bisa dia
lukiskan. Dengan pelan dan pasti penis Sony
mulai menusuk daging merah ranum milik Devi
yang telah menanti untuk dikunjungi.
"Aduh sakit Son.., sakit!", rintih Devi kesakitan
saat kepal penis Sony mulai masuk ke liang
vagina Devi. Sony tampak terkejut mendengar
rintihan Devi, dia tidak menduga walau telah
banyak cairan vagina Devi yang keluar, Devi
masih merasakan kesakitan. Sony pun cepat
tanggap kepala penis yang sudah masuk
dibiarkan bertahan dalam vagina, tubuhnya
direbahkan menindih tubuh Devi dengan siku
dijadikan penyangga agar gadis yang dicintainya
itu tidak tersiksa.
"Tenang Dev, tidak apa-apa kok!, sakitnya hanya
sebentar setelah itu kenikmatan dahsyat yang
akan kamu rasakan", bisik Sony sambil menjilati
daun telinganya membuat Devi mengerang
halus.
Sony mulai memutar-mutar pantatnya sembari
tangan kananya meremas payudara Devi.
"Uuuhh.., ahh.., ughh.., ohh, nikmat sekali Son,
teruuss.., teruss.., ahh", desis Devi yang kembali
merasakan kenikmatan, kedua tangannyapun
segera memeluk tubuh kekasihnya yang telah
memberi kenikmatan dunia itu.
Putaran pantatnya membuat penis Sony seperti
mengaduk-aduk vagina Devi. Vagina Devi
seakan-akan menyedot dan memijat penis kekar
Sony membuat keduanya terbang ke surga loka.
Kedua tangan Devi ikut pula meremas-remas
pantat Sony hingga lelaki itu mendesis-desis
mengeluarkan energi birahinya yang mau
meledak.
"Dev.., oh.., uuhh", gerakan batang penis Sony
semakin cepat, kali ini sudah tidak berputar
namun naik turun mencoba menerobos masuk
vagina Devi.
"Krek!", "Kreek!", "Bless!".
Robek sudah selaput dara Devi ditembus penis
Sony, rasa sakit tidak lagi dirasakan Devi, yang
ada kini cuma rasa nikmat yang luar biasa yang
tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Gerakan naik turun pantat Sony diimbangi naik
turunnya pantat Devi, keduanya semakin
kompak untuk memburu kenikmatan surga
dunia.
"Uhh.., aahh.., ugghh.., oohh".
"Hmm.., aumm.., aah.., uhh.., oohh.., ehh".
"Soon.., uuhh.., ssoonn.., ahh".
"Deevv.., auhh.., ohh.., Devii kau".
Untuk menambah daya nikmat, Sony menaikkan
kedua kaki Devi di atas pinggulnya sehingga
jepitan Vagina terhadap penisnya semakin kuat.
Tangan Sony meremas payudara montok Devi
dan mulutnya memagut dan melumat habis
bibir Devi membuat tubuh Devi memakin
menegang.
"Soon.., oohh.., aahh.., ugghh.., aku.., au..,
mau.., ah.., ahh.., ah.., ah.., uh.., uhh", tubuh
Devi menggelinjang hebat, seluruh anggota
badannya bergetar dan mengencang, mulutnya
mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat
dan tangannya menjambak rambut Sony.
Kemudian memeluk tubuh Sony dengan erat.
Devi telah mengalami orgasme.
"Dev.., ohh dev.., aku jugg.., juga mau keluar..,
ahh.., aahh.., ahh.., uhh", gerakan pantat Sony
semakin cepat, batang penisnya terlihat keluar
masuk di liang vagina, denyutan vagina yang
memijatnya membuat dia keenakan.
"Croot.., croot.., crott", sperma Sony keluar
dengan cepat dan dia tidak sempat mencabut
penis dari vagina Devi sehingga sperma itu
tumpah di dalam lubang vagina. Rasa panas di
ujung kemaluan mereka rasakan, keduanya
saling berpelukan erat dan kedua mata mereka
tampak terpejam seakan menghayati tetesan
nikmat yang baru saja mereka peroleh.
"Kau cantik Dev!, Kau hebat!, aku puas Dev", kata
Sony kepada Devi yang masih terpejam,
dilumatnya bibir gadis yang telah rela dia
perawani itu dengan kasih sayang.
"Plop", Suara yang mengiringi keluarnya penis
Sony dari lubang vagina Devi.
Kedua remaja yang telah bercinta itu tampak
telentang dengan nafas masih terdengar ngos-
ngosan, tubuh mereka bugil tanpa sehelai
benang pun. Penis Sony masih terlihat
menegang, menjulang seakan belum puas
dengan tugas pertamanya. Sedang Devi
telentang dengan peluh yang bercucuran, dari
lubang vaginanya tampak bercak darah yang
keluar. Ya.., darah perawan Devi yang telah
pecah di siang itu dan Devi pun telah
merelakannya demi kekasih tercinta. Sperma
Sonypun tampak meleleh keluar dari dari lubang
vagina Devi dan membasahi lantai.
Sony dan Devi masih membiarkan tubuh
mereka bugil dan menghayati serta merasakan
kenikmatan yang luar biasa dan baru mereka
dapati. Apakah mereka akan melanjutkan ke
babak kedua dan apakah pengalaman pertama
ini membuat mereka menjadi ketagihan,
ketagihan dan ketagihan untuk terus bercinta dan
berhubungan seks dengan lebih dahsyat lagi.
Entah hanya mereka yang tahu.


Adult | GO HOME | Exit
1/2426
U-ON

inc Powered by Xtgem.com